Dua pintu terpisah (satu untuk Yahudi, satu untuk Kristen) di sebuah bangunan di kota Endingen, Swiss.
Pemisahan agama adalah pemisahan orang-orang menurut agama mereka. Istilah tersebut ditujukan kepada pemisahan berdasarkan pada agama yang terjadi sebagai fenomena sosial,[1] serta pemisahan yang timbul dari hukum, entah tersurat atau tersirat.[2]
Istilah serupa apartheid agama juga dipakai untuk situasi dimana orang-orang dipisahkan berdasarkan pada agama,[3] termasuk fenomena sosiologi.[4]
^Knox, H. M. (October 1973). "Religious Segregation in the Schools of Northern Ireland". British Journal of Educational Studies. "...[S]egregated schooling, although in theory open to all, is in practice availed of by virtually only one denomination...." Also refers to pre-Partition religious schools which retained their exclusively Catholic demographics after Partition.
^"Religion In Schools". The Big Debate. 2008-01-29. 0:09:29 and 0:11:52 menit berlalu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-21., in which Rabbi Dr Jonathan Romain says (at 0:09:29): "If you have separate Jewish, Catholic, Muslim, Sikh, Hindu schools, essentially you’re segregating children, you’re separating children" and (at 0:11:52): "It’s a religious apartheid society we’re creating."